SISTEM PEMERINTAHAN INGGRIS DIBAWAH GUBERNUR JENDRAL THOMAS STAMFORD RAFFLES

Kebijakan-kebijakan Raffles di
Indonesia didasarkan pada sistem liberal, dimana semua kebijakan yang dibuat
harus memberi kebebasan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia serta bebas
dari unsur paksaan.
Isi
perjanjian kapitulasi Tuntang
1. Seluruh
Jawa berikut daerah taklukkannya diserahkan kepada Inggris
2. Semua
serdadu Belanda menjadi tawanan perang Inggris
3. Semua
utang yang terjadi selama pemerintahan Daendels tidak menjadi tanggung jawab
Inggris
4. Semua
pegawai yang mau bekerjasama dengan Inggris dapat ditempatkan pada kedudukan
semula
5. Tentara
yang dibina para raja boleh meninggalkan kesatuan atau pulang ke rumah.
Raffles
juga mempunyai 3 prinsip yaitu :
1. Segala
bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapuskan
2. Peranan
Bupati sebagai pemungut pajak di hapus
3. Tanah
adalah milik pemerintah
1. Kebijakan
di bidang politik dan pemerintahan
a. Membagi
pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan, yakni Banten, Bayumas, Besuki, Bogor,
Cirebon, Jakarta, Karawang, Kediri, Kedu, Madiun, Madura, Pati, Priangan,
Rembang, Semarang, dan Surakarta. Masing-masing karesidenan memiliki kepala
residen, asisten residen, dan badan pengadilan. Kebijakan ini ditetapkan dengan
tujuan agar Raffles semakin mudah dalam mengawasi daerah-daerah di pulau Jawa.
b. Menjadikan bupati sebagai pegawai pemerintah
c. Mengubah
sistem pemerintahan yang dikuasai rakyat pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat
d. Sistem
pemerintahan feodal oleh Raffles dianggap dapat mematikan usaha-usaha rakyat.
e. Penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang diperoleh secara turun-temurun. Mereka kemudian dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat
f. f. Politik memecah belah juga menjadi salah satu kebijakan Inggris di Indonesia.
2. Kebijakan
di bidang ekonomi
a.
Penghapusan pajak hasil
bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) sejak
zaman VOC yang dianggap memberatkan rakyat.
b.
Menetapkan sistem sewa
tanah (landrent system). Pada kebijakan ini, rakyat yang menyewa tanah harus
membayar pajak karena tanah tersebut dianggap milik pemerintah
c. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, seperti kopi dan nilam. Sedangkan pemerintah membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman yang paling menguntungkan.
d.
Mengadakan monopoli garam
dan minuman keras
e.
Penghapusan peran bupati
dalam pemungutan pajak, sehingga pajak dibayar kepada kolektor yang dibantu
oleh kepala desa. Hal ini diharapkan dapat mengurangi korupsi dan eksploitasi
yang terjadi di tingkat pemerintahan daerah.
Kebijakan-kebijakan ini dibuat karena dipercaya dapat memperbaiki sistem kekayaan alam dan perekonomian Indonesia. Namun kebijakan ini gagal diterapkan, terutama sistem sewa tanah. Sistem feodalisme yang dikurangi pada kebijakan sewa tanah menyebabkan rakyat yang sudah terbiasa berada di bawah pimpinan Belanda untuk hanya menanam, rakyat kesulitan untuk mengelola dan menjual hasil tanaman tersebut. Sehingga, rakyat hanya menyerahkan hasil tanaman mereka kepada pengusaha atau kepala desa untuk menjualnya di pasar bebas yang akhirnya menyebabkan banyaknya korupsi yang dilakukan oleh pengusaha tersebut.
Kebijakan ekonomi Raffles dikenal sebagai sistem sewa tanah atau
landrent, yaitu sistem pertanian dimana para petani atas kehendaknya sendiri
menanam dagangan cash crops yang dapat diekspor keluar negeri.
Masih dikutip dalam situs journal.upy.ac.id,
awalnya petani dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang dilakukan oleh
Pemerintah Belanda. Yaitu dengan memberi kebebasan untuk memilih tanaman yang
ingin ditanam oleh petani, namun oleh Raffles semua itu diubah.
Thomas Stamford Raffles
menjadi Gubernur Jendral di Pulau Jawa dalam waktu yang cukup singkat
(1811-1816). Dalam melaksanakan tugasnya Thomas Raffles juga mengambil
kebijakan dalam masa kepemimpinannya.
Salah satu kebijakannya, yaitu
sistem pajak tanah di Pulau Jawa. Salah satu dampak yang timbul adalah bidang
ekonomi yang dimana Raffles mengambil kebijakan untuk keuntungan pihak Inggris.
Menurut Raffles sendiri, pelaksanaan Pajak Bumi berdasarkan hukum adat di Jawa
dan Pajak bumi sebelumnya sudah pernah diterapkan di India. Dalam menciptakan
sistem yang akan dijalankan Raffles memiliki keinginan melepaskan Jawa dari
unsur paksaan dari pemerintah yang memegang kekuasaan. Kepada para petani
Raffles ingin menghapus segala penyerahan wajib, kerja rodi dan ingin
memberikan suatu kepastian, dan kebebasan.
Terutama dalam menentukan apa yang akan mereka tanam bukan berdasarkan apa yang akan diekspor untuk kepentingan pemerintah sendiri. Raffles menentang sistem VOC karena keyakinan-keyakinan politiknya, yang sekarang disebut liberal, maupun karena pendapatnya bahwa sistem eksploitasi seperti yang telah dipraktekkan oleh VOC tidak menguntungkan.
3. Kebijakan
di bidang sosial
a.
Penghapusan kerja rodi
(kerja paksa).
b.
Penghapusan perbudakan,
meskipun pada praktiknya Raffles melanggar undang-undangnya sendiri dengan
melakukan kegiatan sejenis perbudakan.
c. Peniadaan pynbank, yaitu hukuman kejam dengan melawan harimau.
4. Kebijakan
di hukum
a.
Berbeda dengan
pemerintahan Daendels, sistem peradilan selama pemerintahan Raffles didasarkan
pada besar kecilnya kesalahan bukan atas ras
b.
Mendirikan badan hukum,
yakni Court of Justice pada setiap residen, Court of Request pada setiap
divisi, dan Police of Magistrate
c. Raffles juga meniadakan pengadilan yang dilaksanakan oleh para bupati, karena akan menimbulkan dualisme dalam hukum.
5. Kebijakan
di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan dan budaya
a.
Memberikan bantuan kepada
John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago yang
diterbitkan dalam tiga jilid di Edinburgh pada tahun 1870
b.
Mendukung Bataviaach
Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
c.
Dirintisnya Kebun Raya
Bogor.
d. Raffles dan seorang
botanis yang bernama Arnoldi, menemukan bunga bangkai yaitu bunga raksasa yang
disebut sebagai bunga Rafflesia Arnoldi
e.
Menulis buku History of
Java dengan bantuan juru bahasa yang bernama Raden Ario Notodiningrat dan
Bupati Sumenep, Notokusumo II.
f.
Melakukan pemugaran
kondisi Candi Borobudur untuk pertama kalinya
g. Memperkenalkan sistem pencatatan bangunan-bangunan kuno di JawaKebijakan Raffles dalam bidang pendidikan meliputi pendirian sekolah untuk anak-anak pribumi di Bengkulu pada tahun 1819, yang bertujuan memberikan pendidikan agar mereka dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di masa depan, serta memberikan hadiah bagi siswa yang berprestasi. Selain itu, secara umum kebijakan Thomas Stamford Raffles di Indonesia juga mencakup bidang ilmu pengetahuan dan budaya, seperti:
·
Pendirian
sekolah: di Bengkulu untuk anak-anak pribumi.
·
Pemberian
hadiah: bagi murid yang mencapai nilai tinggi di sekolah.
·
Penelitian flora
dan fauna Indonesia .
·
Pendirian Kebun
Raya Bogor, yang merupakan lembaga penelitian dan konservasi botani.
· Pemberian hadiah: kepada siswa berprestasi.
Berakhirnya
Pemerintahan Raffles
Terlepas dari segala upaya yang
dilakukan Raffles untuk Indonesia, kebijakan yang dibuat Raffles dianggap
terlalu mengeluarkan banyak biaya oleh East India Company (EIC).
Pada tahun 1815, Raffles ditarik dan
digantikan oleh John Fendall saat Inggris telah bersiap untuk menyerahkan Jawa
kembali ke Belanda sesuai dengan perjanjian Anglo-Dutch.
Hal Baru Terkait Thomas Stamford
Raffles dan Kebijakannya Thomas
Stamford Raffles telah memberikan banyak peninggalan yang bermanfaat bagi
Indonesia, mulai dari membantu dalam bidang ilmu pengetahuan, menambahkan
pendapatan negara melalui kegiatan wisata, hingga sebagai bukti nyata peristiwa
sejarah di Indonesia. Beberapa penemuan Raffles yang paling terkenal, yakni
Bunga Rafflesia Arnoldi, merintis Kebun Raya Bogor, dan menulis buku History of
Java.
Salah satu peninggalan Raffles di
Indonesia yang menurutnya sangat bernilai untuk ia pribadi adalah peninggalan
untuk istrinya. Dapat dilihat dari film-film romantis zaman sekarang,
terdapat banyak cara untuk membuktikan rasa cinta seseorang bagi pasangannya,
mulai dari memberi bunga atau bahkan membelikan pasangannya hadiah mewah.
Namun, Raffles membuktikan cinta terhadap istrinya, Lady Olivia Mariamne,
dengan membangun Tugu Lady Raffles di Kebun Raya Bogor.
Selain itu, terdapat juga beberapa
temuan Raffles yang baru dieksplorasi kembali. Ekspedisi Raffles ke Sumatera
menghasilkan temuan baru yang menarik, yaitu Desa Tiga Blas, di Pagaruyung.
Dalam catatan Raffles, ia menyatakan bahwa daerah tersebut sangat dikenal
dengan hasil emasnya yang menakjubkan. Pada kawasan itu, pertanian juga lebih
maju dari daerah lainnya seperti Jawa. Raffles menemukan penggunaan
kincir air untuk mengairi sawah, menurutnya kincir air tersebut terbuat dari
bambu.
Raffles mempercayai bahwa teknologi
pertanian yang digunakan merupakan karya masyarakat setempat, karena kurangnya
interaksi masyarakat dengan daerah luar. Raffles juga terkagum atas penemuannya
di Sumatera, seperti reruntuhan bekas istana di Kota Pagaruyung, pemandangan
lahan pertanian tanpa akhir, arca peninggalan Islam, arca-arca Hindu,
prasasti dalam huruf Kawi di Simawang, dan bangunan rumah yang unik di
Simawang.
Dalam catatannya, selain menemukan
Candi Borobudur, Raffles juga menemukan sebuah candi di Jawa Timur yang
dinamakan sebagai Candi Gedog. Raffles menggambarkan struktur candi tersebut
terbuat dari batu bata dan dipenuhi ornamen yang indah. Masyarakat setempat
bahkan kurang mengetahui sejarah Candi Gedog akibat wujud candi yang sekarang
sudah tidak utuh. Banyak orang tidak mengetahui tentang penemuan Raffles
tersebut, namun banyak yang mengharapkan bahwa kearifan lokal tersebut dapat
dilestarikan dan menjadi salah satu kebudayaan Indonesia yang menarik.
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
Tidak ada komentar