Sambutan Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Sambutan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sangat beragam, baik di dalam maupun di luar negeri.
Penyebaran Berita Proklamasi:
-
Berita proklamasi pertama kali disiarkan oleh F. Wuz melalui stasiun radio Domei. Meskipun pihak Jepang memerintahkan penghentian siaran, berita proklamasi terus disiarkan setiap setengah jam hingga pukul 16.00 berkat Waidan B Palenewen.
-
Berita proklamasi juga disebarkan melalui berbagai cara, termasuk:
- Penyebaran melalui radio dengan menggunakan bahasa daerah seperti Bahasa Madura oleh Radio Surabaya.
- Pencetakan dan penyebaran naskah proklamasi oleh para pemuda.
- Pengiriman kurir untuk menyampaikan berita ke berbagai daerah.
- Penyebaran melalui surat kabar.
- Penyebaran melalui kegiatan keagamaan seperti setelah shalat berjamaah atau melalui khutbah Jumat.
-
Penyebaran berita tidak terjadi serentak di seluruh Indonesia karena keterbatasan sarana komunikasi dan transportasi.
Sambutan di Dalam Negeri:
- Sebagian besar rakyat Indonesia menyambut berita proklamasi dengan gembira, terutama kalangan pemuda.
- Para pemuda berusaha mengambil alih kekuasaan dan persenjataan dari tangan Jepang, terkadang dengan damai, namun juga ada yang disertai konflik bersenjata.
- Di Jakarta, pemuda mengadakan rapat raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945.
- Di Surabaya, terjadi insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, yang kemudian dikibarkan kembali sebagai bendera Merah Putih.
- Dukungan terhadap proklamasi juga datang dari Yogyakarta, dimana Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII menyatakan dukungan terhadap pemerintah Republik Indonesia.
- Pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) Daerah di berbagai wilayah menunjukkan dukungan terhadap proklamasi.
- Grafiti atau tulisan di dinding bangunan di berbagai kota menunjukkan semangat dan euforia kemerdekaan, banyak di antaranya ditulis dalam Bahasa Inggris. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian Sekutu dan dunia internasional terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
Sambutan di Luar Negeri:
- Orang-orang Indonesia di Mesir mendengar berita proklamasi melalui radio pada 18 Agustus 1945 dan menyambutnya dengan gembira, serta diberitakan oleh media massa Mesir.
- Di Australia, orang-orang Indonesia mendengar berita proklamasi pada 18 Agustus 1945 dan melakukan mogok kerja sebagai dukungan. Mereka menolak bekerja di kapal-kapal Belanda yang akan berlayar ke Indonesia.
Secara keseluruhan, sambutan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan antusiasme dan dukungan yang luas, baik di dalam negeri maupun di kalangan diaspora Indonesia di luar negeri.
Tidak ada komentar