Header Ads

ads header

Breaking News

P1 Pengantar Ilmu Sejarah

  A. Manusia, Ruang dan Waktu dalam Sejarah

Sejarah adalah sebuah pengalaman, ingatan, pengetahuan, dan hasil cipta manusia yang diceritakan kembali.  Manusia memiliki peran sentral dan utama dalam perkembangan sejarah. Manusialah yang berperan penting untuk menciptakan, menentukan, dan membuat sebuah peristiwa sejarah, hal ini dilakukan melalui kecakapan berpikir serta tutur kata yang baik. Manusia adalah salah satu unsur penting sejarah selain ruang dan waktu.


B. Unsur Sejarah

Beberapa unsur penting dari sejarah adalah sebagai berikut:

  1. Manusia, unsur paling penting dalam sejarah, karena setiap peristiwa sejarah sangat berkaitan dan melibatkan manusia. Manusialah yang menggerakan sejarah.
  2. Ruang, tempat dimana terjadinya suatu kejadian yang menjadi bukti dan tempat di mana sebuah peristiwa sejarah terjadi.
  3. Waktu, saat terjadinya sebuah peristiwa sejarah dan dapat menjelaskan secara kronologis lewat sebuah kajian sejarah.


C. Dimensi Waktu dalam Sejarah

Dalam sejarah terdapat tiga dimensi yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, yaitu:

  1. Dimensi masa lalu. Hal yang telah terjadi mengenai kehidupan dan kebudayaan manusia, dapat digunakan sebagai pengalaman dan pelajaran untuk melalui kehidupan selanjutnya.
  2. Dimensi masa sekarang. Segala hal yang menyelimuti kehidupan sehari-hari di masa sekarang, yang dapat menentukan masa yang akan datang.
  3. Dimensi masa akan datang. Suatu masa yang belum terjadi, dan segala sesuatu yang dilakukan di masa sekarang akan memengaruhi masa depan. Belajar dari masa lalu dan masa sekarang untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa yang akan datang. Orang sukses dan berhasil tidak akan pernah melupakan sejarah.


D. Berpikir Dikronis (Kronologis) dalam Sejarah

Kata dikronis berasal dari kata dia dan chronos,dia artinya melintas, melampau atau melalui, sedangkan chronos artinya waktu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dikronis atau diakronis yaitu berkenaan dengan pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu; bersifat historis. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir dikronis adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Selain itu, dikronis sangat membantu membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat yang berbeda namun saling berkaitan. Konsep berpikir dikronis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Penjelasan bersifat vertikal dan runut, dari awal hingga akhir;
  2. Menekankan proses durasi;
  3. Cakupan kajian atau pembahasan lebih luas;
  4. Mengurai pembahasan pada satu peristiwa;
  5. Mengkaji kesinambungan antara satu peristiwa dengan yang lain;
  6. Terdapat konsep perbandingan.

Konsep berpikir dikronis bertujuan menuntun kita untuk melihat segala perubahan dan perkembangan yang terjadi dari satu peristiwa sejarah secara berurutan mulai tahun kejadian serta dapat mengelompokkan dan mencari kebenaran dari satu peristiwa sejarah. Oleh sebab itu, untuk mempelajari cara berpikir dikronis ini, kita memerlukan konsep kronologi dan periodisasi.

Contoh dikronis, diilustrasikan dengan bagan:

E. Kronologi
Kronologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronos yang berarti waktu dan logos yang berarti ilmu atau uraian. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang waktu yang membantu dalam menyusun peristiwa-peristiwa sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Kronologi berkenaan dengan proses penyusunan suatu peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktunya, dari waktu lampau hingga kini. Konsep kronologis mengajarkan kepada kita untuk berpikir menyeluruh serta kompleks, runtut dan berkesinambungan serta rinci.

Melalui konsep berpikir kronologis, kita juga dengan mudah dapat melakukan rekonstruksi dari sebuah peristiwa sejarah.


F. Periodisasi

Secara etimologis, kata periode berasal dari bahasa Yunani. Berawal dari kata “periodos” yang memiliki arti “sirkulasi”. Makna kata tersebut adalah menunjukkan pandangan pada siklus-siklus sejarah. Sebagai pengganti, disebut dengan nama “struktur sejarah”.
Periodisasi adalah kata yang sering diartikan sebagai pembabakan atau pembagian waktu dalam sejarah. Pembagian waktu sejarah tersebut adalah hal-hal yang berkaitan dengan mengenai era, zaman atau periode waktu, dengan karakteristik yang umum. Inilah yang membuat makna periodisasi berbeda dalam etimologis.
Secara terperinci ada beberapa tujuan yang diharapkan ketika kita mempelajari sejarah dengan menggunakan konsep periodisasi ini. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk membantu mempermudah dalam memahami sejarah, membantu mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa sejarah, memudahkan dalam menganalisis perkembangan dan perubahan yang terjadi di setiap periode, serta menyederhanakan rangkaian peristiwa sejarah.
Berikut ini adalah salah satu contoh periodisasi atau pembabakan yang dibuat Moh. Yamin yang dikenal dengan “Panca Warsa”:
  1. Prasejarah Indonesia (….0 M);
  2. Protosejarah Indonesia (0-600 M);
  3. Babakan Kebangsaan (Zaman Kolonial (600-1525 M);
  4. Babakan antar Bangsa (Zaman International (1525-1900 M);
  5. Abad Proklamasi (1900-1945 M).

Periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono di antaranya:
a. Prasejarah
b. Zaman Kuno
  1. Masa kerajaan-kerajaan tertua
  2. Masa Sriwijaya (dari abad VII-XIII atau XIV).
  3. Masa Majapahit (dari abad XIV-XV).
c. Zaman Baru
  1. Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
  2. Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
Masa pergerakan nasional (abad XX)
a. kerajaan-kerajaan tertua
  1. Masa Sriwijaya (dari abad VII-XIII atau XIV).
  2. Masa Majapahit (dari abad XIV-XV).
b. Zaman Baru
  1. Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
  2. Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
  3. Masa pergerakan nasional (abad XX).
c. Zaman Kuno
  1. Masa kerajaan-kerajaan tertua
  2. Masa Sriwijaya (dari abad VII-XIII atau XIV).
  3. Masa Majapahit (dari abad XIV-XV).
d. Zaman Baru
  1. Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
  2. Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
  3. Masa pergerakan nasional (abad XX).


 

Tidak ada komentar