KB. 2 Perlawanan Bangsa Indonesia Menghadapi Penjajahan Eropa | SNI XI Sem. 1
KD. 3.2 Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN PORTUGIS DAN SPANYOL
1. Latar Belakang kedatangan bangsa Portugis dan spanyol ke Indonesia
a. Pertentangan dengan Turki
Sepanjang perjalanan sejarah
bangsa Eropa tercatat mereka selalu tersandung oleh Turki. Ketika bangsa Eropa
sedang berada pada jaman kegelapan pemerintah Turki melarang umat Nasrani Eropa
berziarah ke kota kota suci mereka di tanah Palestina, hal ini tentu saja
merugikan secara spiritual dan emosional sehingga mendorong orang orang Eropa
memutuskan untuk berperang merebut kota suci mereka dari orang orang Turki.
Sehingga mengundang sentiment tersendiri dalam diri bangsa Eropa saat itu. di
tanah Palestina, hal ini tentu saja merugikan secara spiritual dan emosional
sehingga mendorong orang orang Eropa memutuskan untuk berperang merebut kota
suci mereka dari orang orang Turki. Sehingga mengundang sentiment tersendiri
dalam diri bangsa Eropa saat itu.
b.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Dampak
dari kedatangan pasukan salib Eropa ke Turki dalam rangka merebut tanah
Palestina dari Turki membawa dampak lain yaitu kekaguman orang orang Eropa yang
sedang berada pada jaman kegelapan terhadap kehidupan gemilang di Turki yang
sedang berada pada masa jayanya. Apa yang mereka lihat mengingatkan pada
kehidupan gemilang mereka di jaman Yunani dan Romawi kuno, sehingga hal ini
mendorong munculnya semangat untuk menghidupkan kembali budaya Romawi yang di
kenal dengan semangat Renaissance, semangat untuk mempelajari kembali kitab
kitab ilmu pengetahuan warisan budaya Yunani Romawi mengakibatkan terjadinya
perkembangan Iptek mengahsilkan penemuan penemuan yang nantinya menjadi modal
bagi mereka menjelajahi samudera antara lain : teropong, kompas serta
pengetahuan bahwa dunia itu bulat
c.
Jatuhnya
Konstantinopel
Pada
tahun 1453 M Pemerintah Turki berhasil merebut kota dagang satu satunya milik
bangsa Eropa yang bersisa yaitu konstantinopel disertai dengan penutupan jalur
lalu lintas pelayaran perdagangan yang menghubungkan Eropa dengan Asia,
sehingga mengakibatkan perdagangan masyarakat Eropa mati, padahal perdagangan
adalah tulang punggung perekonomian mereka, sehingga mereka harus mencari cara
bagaimana menghidupkan lagi perdagangannya, sedangkan jalan satu satu nya yang
paling dekat ditutup oleh Turki. Kondisi ini mendorong mereka untuk harus
mengarungi Samudera yang modalnya mereka sudah miliki yaitu Kompas, Teropong
serta pengetahuan bahwa dunia itu bulat. Sehingga sejak abad 15 mereka aktif
melakukan penjelajahan samudera yang membawa mereka ke Asia Afrika , sejak saat
itu pula muncul nafsu serakah mereka dari yang awalnya hendak berdagang menjadi
ingin menguasai. Mulailah masa masa Penjajahan bangsa Eropa atas Asia Afrika.
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ada 3 motivasi yang mendorong
kedatangan orang orang Eropa ke Asia Afrika, yaitu :
1. Mencari
kekakayaan dari hasil perdagangan ( gold )
2. Menyebarkan
agama ( Gospel )
3. Mencapai
kejayaan (Glory )
2.
Bentuk
Perlawanan Bangsa Indonesia menghadapi Portugis
Kedatangan orang orang
Portugis dan Spanyol ke Indonesia ini tentu saja mengundang reaksi keras dari
bangsa Indonesia berupa perlawanan perlawanan.
a.
Perlawanan
Rakyat Tanah Rencong ( Aceh ) Gambar : Sultan Alaudin Riayat Syah
Portugis
merupakan salah satu negara pelopor penjelajahan samudera. Pada awalnya
kedatangan bangsa Portugis untuk mencari tempat penghasil rempah rempah. Dari
berbagai penjelajah Portugis, pada tahun 1511 Alfonso de Albuquerque berhasil
menguasai Malaka yang menjadi tempat penting bagi perdagangan rempah-rempah.
Penguasaan Portugis terhadap Malaka kemudian memunculkan berbagai perlawanan
rakyat Indonesia.
a. Adanya monopoli perdagangan oleh
Portugis
b. Pelarangan terhadap orang-orang
Aceh untuk berdagang dan berlayar ke Laut Merah
c. Penangkapan kapal kapal Aceh oleh
Portugis
Aceh
mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1568. Namun
penyerangan tersebut mengalami kegagalan. Meskipun demikian, Sultan Alaudin
telah menunjukkan ketangguhan sebagai kekuatan militer yang disegani dan
diperhitungkan di kawasan Selat Malaka. Pada tahun 1569 Portugis balik
menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh
pasukan Aceh Penyerangan terhadap Portugis dilakukan pada masa Sultan Iskandar
Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur Portugis di Malaka dengan
armada kekuatan Aceh yang telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di
Malaka. Saat itu Aceh telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800
prajurit. Pada saat itu wilayah Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatera Timur
dan Sumatera Barat. Setelah mempersiapkan pasukannya, pada tahun 1629 Iskandar
Muda melancarkan serangan ke Malaka. Menghadapi serangan kali ini Portugis
sempat kewalahan. Portugis harus mengerahkan semua kekuatan tentara dan
persenjataan untuk menghadapi pasukan Iskandar Muda. Namun, Namun, serangan
Aceh kali ini juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Raja dari
kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda
(1607-1639) Selain malakukan penyerangan secara terbuka terhadap dominasi
Portugis di Malaka cara lain yang di tempuh oleh Sultan Iskandar Muda untuk
melumpuhkan kekuatan Portugis, seperti blokade perdagangan. Sultan Aceh
melarang daerah-daerah yang dikuasai Aceh menjual lada dan timah kepada
Portugis. Cara ini dimaksudkan agar kekuatan Portugis benar-benar lumpuh,
karena tidak memiliki barang yang harus dijual di Eropa. Upaya ini ternyata
tidak berhasil sepenuhnya, sebab raja-raja kecil yang merasa membutuhkan uang
secara sembunyi-sembunyi menjual barang dagangannya kepada Portugis.
Usaha-usaha
Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dari ancaman Portugis antara lain:
a. Aceh berhasil menjalin hubungan
baik dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India),
b. Aceh memperoleh bantuan berupa
kapal, prajurit, dan makanan dari beberapapedagang muslim di Jawa
c. Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh, d. Meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan Makassar
b.
Serangan
Adipati Unus di Malaka Gambar : Pati Unus
Perlawanan kesultanan Demak
terjadi karena kesultanan-kesultanan Islam yang lain juga terancam terhadap
kedudukan Portugis di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis ke Pelabuhan Malaka
yang dipimpin oleh Diego Lopez de Sequeira menimbulkan kecurigaan rakyat
Malaka. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511. Akibatnya, aktivitas
perdagangan di pelabuhan Malaka menjadi terganggu karena banyak pedagang Islam
yang merasa dirugikan. Akibat dominasi Portugis di Malaka telah mendesak dan
merugikan kegiatan perdagangan orang-orang Islam. Solidaritas sesama pedagang
Islam terbangun saat Malaka jatuh ke pihak Portugis. Kerajaan Aceh, Palembang,
Banten, Johor, dan Demak bersekutu untuk menghadapi Portugis di Malaka. Sultan
Demak R. Patah mengirim pasukannya di bawah pimpinan putranya Adipati Unus
untuk menyerang Portugis di Malaka. Perlawanan rakyat Demak tersebut dipimpin
oleh Adipati Unus. Adipati Unus melancarkan serangannya pada tahun 1512 dan
1513. Dengan kekuatan 100 kapal laut dan lebih dari 10.000 prajurit Adipati
Unus menyerang Portugis. Namun, serangan tersebut mengalami kegagalan dan belum
berhasil.
Adpaun faktor-faktor kegagalan
serangan Demak terhadap Malaka disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1.
Serangan
tersebut tidak dilakukan dengan persiapan yang matang;
2.
Jarak
yang terlalu jauh;
3.
Kalah
persenjataan
Karena jasanya memimpin armada laut Demak dalam penyerangan ke Malaka. Adipati Unus mendapat sebutan “Pangeran Sabrang Lor“
c.
Perlawanan
Fatahillah (1527 –1570) Gambar : Sultan Fatahillah
Dalam rangka memperluas ekspansinya ke daerah Barat, Demak mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan Pajajaran. Pada tahun 1527, Fatahillah mengadakan penyerangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Serangan tersebut berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1527 nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggono sebagai wakil Sultan Demak yang memerintah di Banten dan Jayakarta. Fatahillah dilahirkan sekitar tahun 1490 di Pasai, Sumatra Utara. Nama lain Fatahillah adalah Falatehan, Fadhilah Khan, Ratu Bagus Pase, dan Ratu Sunda Kelapa. Ayahnya bernama Maulana Makhdar Ibrahim selaku guru agama Islam di Pasai kelahiran Gujarat, India Selatan
d. Perlawanan
Rakyat Ternate
Perlawanan Rakyat Ternate
Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab berikut ini:
1.
Portugis
melakukan monopoli perdagangan.
2.
Portugis
ikut campur tangan dalam pemerintahan.
3.
Portugis
membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka.
4.
Portugis
sewenang-wenang terhadap rakyat.
5.
Keserakahan
dan kesombongan bangsa Portugis.
Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak oleh raja Ternate. Rakyat
Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis,
sehingga Portugis dapat didesak. Perlawanan rakyat Maluku membuat Portugis
terdesak dan meminta bantuan dari Malaka. Bala bantuan pun segera datang dari
Malaka yang dipimpin oleh Antonio Galvao. Pasukan ini berhasil mengalahkan
Ternate sehingga Antonio Galvao berkuasa di Maluku selama empat tahun. Dibawah
kepemimpinan Antonio Galvao, Portugis dapat bersahabat dengan rakyat Maluku.
Namun, setelah Galvao
digantikan oleh penguasa lain, nafsu serakah Portugis muncul lagi dan semakin
ganas. Portugis memaksa Sultan Ternate, yaitu Sultan Hairun untuk menerima
kekuasaan Portugis, dan hanya menjual cengkih dan pala kepada Portugis. Ketika
Sultan Hairun akan membicarakan masalah perdagangan dengan Portugis ini, beliau
dibunuh secara licik. Rakyat Maluku tidak tinggal diam, perlawanan kembali
berkobar. Perlawanan Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun. Pada tahun
1565 Portugis semakin terdesak dan siasat perundingan pun mulai dijalankan oleh
Portugis.
Perundingan antara
kerajaan Ternate dan Portugis diadakan pada tahun Dalam perudingan tersebut
Portugis melakukan kelicikan, yaitu membunuh Sultan Hairun. Terbunuhnya, Sultan
Hairun jelas memancing kemarahan rakyat Ternate. Perlawanan rakyat Ternate
dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun). Bersama
rakyat, Sultan Baabullah bertekad menggempur Portugis. Pasukan Sultan Baabullah
memusatkan penyerangan untuk mengepung benteng Portugis di Ternate. Lima tahun
lamanya Portugis mampu bertahan di dalam benteng yang akhirnya menyerah pada
tahun 1575 karena kehabisan bekal. Kemudian Portugis melarikan diri ke Timor
Timur. Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis
menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur
3. Perlawanan
Bangsa Indonesia menghadapi Spanyol
a. Perlawanan
rakyat Minahasa terhadap Spanyol
Tidak hanya bangsa Portugis yang ingin menguasai rempah-repah sekaligus tanahnya namun bangsa Spanyol juga sama pula keinginannya terhadap Indonesia. Spanyol ingin melakukan hak monopolinya di kepualaun Minahasa dan hal ini tentunya memantik kemarahan penguasa Minahasa dan rakyatnya sehingga perangpun melawan dominasi asingpun tak terelakan.
Perang ini terjadi tahun 1644
sampai Perang disebabkan oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap usaha
monopoli perdagangan beras yang dilakukan Spanyol dan kesengsaraan rakyat
akibat ketamakan orang-orang Spanyol. Perang Spanyol dengan Minahasa dilakukan
anak suku Tombatu (toundanow/tansawang) di daerah Kali dan Batu Lesung atau
sekitar danau Bulilin di bawah pimpinan Panglima Monde suami dari Ratu Oki
sedangkan pihak Spanyol dibantu oleh Raja Loloda Mokoagouw II.
Pecah perang pertama tahun 1643
di Tompaso yang mengakibatkan 40 tentara Spanyol tewas di kali dan Batu sedang
pihak Minahasa Panglima Monde beserta 9 tentara gugur. Namun demikian pasukan
Spanyol dapat dikejar dan berkat bantuan residen VOC, Herman Jansz Steynkuler
berhasil diadakan kesepakatan damai pada 21 September Pada kesepakatan tersebut
dinyatakan bahwa pasukan Minahasa menguasai Tompaso Baru, Rumoong bawah, dan
Kawangkoan Bawah. sebelum akhirnya menjadi daerah otonom
Tidak ada komentar